Judul
: Believe
Pengarang
: Morra Quatro
Penerbit
: GagasMedia (2011)
Tebal
: 210 halaman
Jarak
bisa begitu powerfull.
Ini
hanyalah kisah cinta sederhana. Biasa terjadi pada banyak pasangan di dunia.
Tidak lebih dekat dari pada dua propinsi di Pulau Jawa dan tidak lebih jauh
dari jarak Bumi dan Mars. Hanya setengah putaran Bumi—sejauh itu saja mereka
berada.
Langit
dan Layla—Biru—memulai bentangan jarak itu pada suatu ketika saat ibunda Langit
meminta langit menyelesaikan gelar masternya di Kairo. Adegan perpisahan di
antara macetnya Jakarta dan hiruk pikuk bandara membuka cerita ini. Serta doa
yang mengiringi kepergian—doa untuk kembali dan terus bersama. Untuk empat
puluh amin agar sebuah doa diijabah.
Langit
dan Biru membuat kita yakin dengan yang mereka yakini. Perjalanan untuk kembali
mereka bagi dalam cerita-cerita lain. Tentang Wolf, tentang Yogya, tentang Jendra,
tentang banyak lagi lainnya. Pelan-pelan mereka mulai mengumpulkan satu demi
satu amin untuk doa mereka.
Hanya
sesederhana itu saja.
Sesederhana
itu namun dibutuhkan keyakinan yang kuat untuk melakukannya. Morra Quatro
membangun keyakinan itu untuk pembaca lewat karakter Langit dan Biru.
Menuturkan setiap peristiwa yang membuat kepercayaan pembaca bertambah
setingkat. Plot yang sederhana tidak membuat kisah ini menjadi klise—justru,
kisah-kisah lain yang diselipkan di dalamnya membuat cerita ini begitu hidup. Begitu
banyak karakter dalam kisah ini juga tidak membuat rancu.
Haru
biru dalam kisah ini begitu terasa, bahkan bagi saya yang tidak mengalami kisah
cinta LDR. Ya, bahwa hubungan jarak jauh hanya tercipta untuk mereka yang punya
hati yang tenang dan dalam, seperti Langit dan Biru.
Jarak
bisa begitu powerfull. Juga begitu imajinatif. Manusia membuatnya agar bisa
mengukur—menentukan jauh dan dekat. Padahal sebenarnya jarak terjauh ada ketika
kamu saling dekat tapi sama-sama diam dan tak mengerti.
Ini hanya kisah tentang
pasangan yang berjarak dan berharap bersatu kembali.
“…Tapi
kamu tahu untuk sebuah doa satu amin cukup kalau Dia menghendaki…”
Dan
mereka tetap mengumpulkan empat puluh amin. Karena mereka percaya.
0 komentar:
Posting Komentar