Senin, 12 Juli 2010

Catatan Pagi (1)

Pertama, saya ingin mengucapkan selamat pada Spanyol yang sudah menjuarai gelaran World Cup 2010 setelah mengalahkan Belanda 1-0. Tentu saja, selamat yang kedua untuk Paul si Gurita untuk tebakannya yang kembali benar.

Sayangnya, semalam saya tidak ikut menikmati guliran bola dari kaki ke kaki dengan atmosfer menegangkan itu. Pulas saya tertidur, bahkan tanpa mimpi. Menyesal sih, sedikit.

Akan tetapi, saya tetap bisa menikmati final semalam, dengan cara yang berbeda tentunya. Lewat jejaring sosial. Ada beberapa teman yang sangat update sekali dengan status maupun tweets mereka. Seperti cara menonton sebagian besar pertandingan yang saya lakukan, akhirnya berimbas pula pada malam ini. Namun, saya tetap menikmatinya, seperti menonton pertandingan lewat tulisan dengan bermacam-macam sudut pandang. Mungkin kalau dikembangkan, cukup menjadi sebuah bahan novel.

Sesungguhnya, yang saya sesali bukanlah siapa yang memenangkan final semalam. Saya lebih menyesal melewatkan euforia pertandingan dan tentu saja kembang api di pesta penutupan. Dua hal yang hanya bisa dirasakan ketika sedang terjadi, dan saya yakin pasti beda sekali rasanya kalau menonton siaran ulang. Euforia menggebu-gebu yang melahirkan semangat, bahkan sampai tersisa pagi hari ketika bangun tidur. Saya tidak merasakan itu, padahal ingin sekali. Tunggu saja empat tahun lagi, hahaha...

Ya, siapapun yang menjadi juara, tidak masalah. Semua tim yang masuk dalam WC pantas dan punya kualitas untuk menjadi juara. Yang penting adalah prosesnya, bagaimana semua yang sudah terjadi bisa dijadikan pengalaman berharga untuk setiap tim. Begitu pula untuk kita, sebagai penonton dan penikmat, coba tanyakan pada diri kita, apa sih yang sudah didapatkan dari gelaran WC ini? Beruntunglah orang-orang yang merasa terhibur, tapi berbahagialah orang-orang yang bisa memetik pembelajaran dari even ini. Jangan sampai momen besar dunia yang hanya empat tahun sekali ini berlalu begitu saja, seperti angin, sisakan sedikit meski cuma setitik kenangan dalam hati.

Siapapun juaranya, World Cup memang sebuah even yang seharusnya dinikmati.


Read More..

Sabtu, 10 Juli 2010

Mendamba (Coming Soon)


Mendamba
Mencari Jawaban Untuk Sepotong Rindu

a novel by Aditia Yudis
editor by Christian Simamora
Published by GagasMedia

Ada persoalan yang belum tuntas di antara kita. Bukan, bukan dendam. Hanya tanda tanya besar mengapa kau meninggalkanku di saat aku paling membutuhkanmu. Aku marah, kesal, dan kecewa. Namun, semua itu tertutupi hangat cinta yang masih menyala-nyala dalam hatiku.

Setiap malam aku berdoa, suatu saat bisa mendengar suaramu lagi. Aku mendongakkan kepala ke langit, berharap kau melihat rembulan yang sama denganku. Kemudian aku menutup mata, takut waktu membuatku keburu melupakan raut wajahmu.
Sebut aku sentimentil, tapi aku sungguh merindukanmu.

Apa kau juga begitu?

Read More..

The Cover and Me



Cerita berawal dari malam tadi, ketika hujan hampir turun, petir pun sudah bolak-balik memberi peringatan. Disaat yang sama, tiba-tiba internet saya down dan berbunyilah 'tik', pertanda sebuah SMS masuk ke ponsel saya. Dahi saya mengerut, nomor yang bukan saya kenal. Saya pikir, paling-paling adik kelas yang ingin meminjam peralatan praktikum lapang.

Saya terkesiap, ternyata bukan. Sebuah pesan dengan kata ASAP (as soon as possible), yang mengabarkan bahwa dia habis mengirimkan sebuah pesan elektronik ke saya. Saya kebingungan selama beberapa menit, dengan uang menipis, hujan yang hampir turun, internet yang down dan pesan ASAP. Saya pun memilih, meluncur pergi ke warnet yang sekarang letaknya hampir setengah kilometer dari rumah kos saya. Tak ada perjuangan yang mudah.

Dengan degup jantung dag-dig-dug saya menunggu email itu terbuka. Dan, yippie, saya tidak bisa menyembunyikan senyum dari wajah saya. Saya benar-benar tersenyum, saya sadar itulah rasanya bahagia sewaktu saya menemukan nama saya disana. Benar-benar nama saya :).

Kata bang Jeffri Fernando (saya panggil dia 'mas' di pesan singkat), karena settingnya di gunung, maka dipilihlah gambar tumbuhan yang romantis itu.

Kesan pertama saya melihat cover itu adalah sederhana dan melankolis banget. Lalu warna hijaunya, kesukaan saya. Lainnya adalah saya menemukan kesan ringan disana, ya memang novel itu bacaan ringan kan?

Overall, saya suka banget, khas GagasMedia sekali. Makasih banyak buat bang Jeffri Fernando dan bang Ino. 


Read More..

Jumat, 09 Juli 2010

Deadline Eats Me

Juli.

Juli saya dimulai dengan deadline, satu deadline yang membuat saya pontang-panting. 

Deadline ini bukan sembarang deadline. Alasan pertama mengapa saya bilang begitu adalah karena sudah lama (sekali) saya tidak bermain-main dengan si deadline ini. Semenjak tidak kuliah dan otomatis jadi pengacara (pengangguran sok banyak acara), rasanya si deadline sudah minggat jauh-jauh dari hidup saya. Dan jujur, saya suka dia pergi jauh dari hidup saya, meskipun hidup rasanya jadi tak sama lagi. 

Alasan kedua, tentu saja ini merupakan salah satu deadline paling penting dalam hidup saya. Mungkin inilah yang terpenting yang pernah saya catat dalam hidup saya. Menyangkut kredibilitas, profesionalitas dan mimpi saya. Yang terakhirlah yang paling saya beratkan, mimpi saya. Saat mimpi itu sudah diujung tangan, jangan sampai dia jatuh lagi.

Deadline yang membuat saya mengorbankan waktu tidur saya. Rela jauh-jauh dari kamar kos yang nyaman untuk mencari tempat buat menulis. Kadang membuat saya malas makan dan minum. Seringkali membuat saya sering telmi ketika diajak bicara orang lain. Pokoknya pikiran tersita dengan yang namanya deadline.

Jujur, saya menyukai deadline. Saya senang bekerja di bawah tekanan. Bermain-main dengan waktu, berkejar-kejaran dengan pekerjaan, dan memotivasi diri sendiri sampai ujung tanduk. Sungguh menyenangkan. 

Saya juga mengakui, kalau dalam keadaan kepepet maka seseorang bisa memberdayakan pikirannya lebih dari yang dia kira. Kadang-kadang ini benar, tapi buat saya itu cuma terjadi beberapa kali saja. Saya percaya, sesuatu bisa lebih baik jika dikerjakan dari jauh-jauh hari dan dieksplorasi sedetail mungkin. 

Jujur lagi, saya kangen deadline.

Read More..