Minggu, 13 Februari 2011

Postcards

Postcards

 “Selamat ulang tahun, Kanina!”

Lengkingan nyaring terlontar dari dua kepala yang bergoyang itu. Disusul lantunan lagu ‘Happy Birthday to You’ yang terdengar seperti versi Chipmunk. Figurine itu terus menganggukkan kepalannya laksana penari India, yah, ehm, lebih mirip dengan hiasan kepala goyang yang biasa diletakkan pada dasbor mobil. Mungkin kamu pikir aku punya kendaraan sebagai teman sehari-hariku menjalani hidup, tapi ternyata kamu salah. Sebab sepasang figurine itu hanya terpajang manis di meja kamarku.

Deburan napas dari lorong hidungku mengisi sepi setelah lagu itu usai. Terdengar kelontangan kaleng yang dibuka paksa. Padahal umur kaleng bekas wadah biskuit itu belumlah genap setahun, tapi sudah sulit dibuka. Kotak harta karunku.

Warna-warni menyambangi mataku saat kutatap isi kotak itu. Tumpukan rapi kartu pos mengisi setengah bagian kaleng. Diurutkan berdasarkan tanggal dikirimkan, dari tanggal terdekat sampai yang sudah bertahun lewat. Jari-jemariku meraup lembar-lembar kartu pos itu.

Bertanggal 7 November 2010, Puerta de Alcalá atau Gerbang Puerta di Madrid kala malam hari berlilit rangkaian lampu mini.

 

Happy birthday, Kanina. Wish you were here.

Madrid, 7-11-2010

Kenji

 

Fantasiku mengepakkan sayapnya dan menempatkan aku di hadapanmu, di bawah salah satu lengkung gerbang itu. Raut wajahmu berubah karena tarikan otot yang membentuk bulan sabit di sana. Tatapanku menanjak, beranjak lambat mendaki wajahmu. Gunungan bibirmu, puncak hidungmu, lembah matamu dan helaian rambut di atas dahimu. Seperti itukah dirimu?

Kelopak mataku mengerjap cepat. Semua imaji membubarkan diri. Kuamati lagi potret gerbang tua itu, leretan sinar memenuhi sekitarnya, Jalan Alcalá. Momen itu terbekukan di lembar kertas ini, tapi tidak dirimu.

Makanya, aku selalu mencoba menanyakan pertanyaan itu padamu, ‘kapan kamu datang padaku, Kenji?’.

Pandanganku merangkak pada kalender meja yang terletak di samping figurine pemberianmu. Kini hari sudah menapak di awal Februari, sebentar lagi ulang tahunmu, 11 Februari. Apa yang bisa kuberikan untuk membalas hadiah ulang tahun darimu itu? Kurasa kamu sudah punya apapun. Akan tetapi, bukan itu sesungguhnya yang jadi masalah karena intinya adalah kalaupun aku sudah mendapatkan sebongkah hadiah untukmu, ke mana itu harus kuberikan?

Kepadamu tentunya.

 

I’m at Itu, Sao Paulo, Brazil now. This place name comes from the Tupi language, meaning big waterfall. Smile for me. :)

Sao Paulo, 11-10-2010

Kenji 

 

Octávio Frias de Oliveira Bridge di kala malam, dikalungi cemerlang pelita. Cantik. Kukerjapkan mata, sekilas aku mendaratkan bayanganku pada titik tempat foto itu diambil—sebuah gedung tinggi, mungkin, aku tak tahu pasti. Sejumput udara meluncur dari kedua lubang hidungku. Sekali lagi, pandanganku merambah foto secuil kota Sao Paulo di atas kartu pos itu. Bibirku melengkungkan senyuman. Kubalik kertas itu, merayapi satu persatu alfabet yang diukir dengan tinta hitam itu. Kenji.

This is smile for you.

Beruntung sekali aku mengenalmu Kenji. Lewat kartu pos yang senantiasa kamu kirimkan, tak pernah gagal membuat pikiranku diam di sini. Seolah-olah kamu tahu jika aku terjebak di tempat yang sama.

Seembus napas menderu dari lorong hidungku. Pertemuan kita tak disengaja. Aku sehari-hari berteman akrab dengan dunia maya dan dialah yang memperkenalkan kita. Lewat sebuah blog yangmembahas tentang fotografi. Awalnya karena aku menanyakan tentang sebuah teknik padamu. Selanjutnya lewat personal message dan email kita saling bertukar kabar. Hanya itu. Sampai suatu hari kamu menanyakan pekerjaanku. Kamu menemukanku. Semudah itu, karena pusat penyelamatan satwa ini memang bukan tempat yang ada di mana-mana. Hanya ada beberapa di Indonesia.

Lokasi tempatku bekerja memang jauh dari pusat kota, butuh 3-4 jam untuk sampai ke kompleks hutan dan penyelamatan satwa ini. Mungkin, masalah aksesibilitas inilah yang sampai hati membuatmu menyebutku ‘terjebak’. Padahal, sesungguhnya kamu tahu benar kalau aku bekerja di sini dengan hati riang gembira. Terlebih, setelah kamu setiap beberapa waktu sekali dalam sebulan mengunjungiku lewat kartu posmu.

Tentu saja aku ingin membalasnya dengan kartu pos juga. Bandung, Jakarta, Bali, Yogyakarta, Lombok, Padang, Bunaken, Komodo, ahhh… banyak tempat yang ingin kuperlihatkan padamu. Ini Indonesia. Tak kalah dengan belahan benua lain yang pernah kamu pijakkan kaki. Sayangnya, satu-satunya alamat yang aku miliki hanyalah alamat surat elektronikmu.

Bisa saja aku mengirimkan kartu pos digital lewat email. Akan tetapi, kurasa itu tidak sopan mengingat lembar demi lembar kartu pos yang sudah kamu kirimkan. Tak sepadan. Seperti berhutang nyawa yang harus dibayarkan dengan nyawa. Mata untuk mata. Lex talionis. Law of retribution. Jadi, kartu pos untuk kartu pos.

tbc....


Siapakah Kenji? Apakah Kanina akan bertemu Kenji? Apakah Kanina berhasil mengirimkan kartu pos kepada Kenji? Tenang, akhirnya happy ending kok. :)

Yang penasaran lanjutannya, silakan order ke NulisBuku.Com. Cerpen ini ada di buku 20 atau kumpulan best story-nya #happywriting. Pemesanan buku-buku E-Love Story ini dapat melalui email, kirim ke writers4indonesia@gmail.com. Harga buku @Rp 45.000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Format Email-nya seperti ini:
Subject: Order E-Love Story
Isi:
nama penerima:....
Alamat lengkap: ….
nomor telepon: …
Harga buku : ….
jumlah buku: ….

Pesan yang banyakkk yaaa :)

2 komentar:

dwardhani mengatakan...

halo, salam kenal ya. bangga deh bisa ada di satu buku yg sama dengan si pemenang ini :)
cerpenku yg 'blog pangeran mimpi'
nggak sabar baca lanjutan cerita mu, aku akan segera order :)

salam, defi

nunadina mengatakan...

wah ,selamat atas kemenangannya ..