Rabu, 23 Juni 2010

Pemimpi yang Latah

Pacar saya bilang saya latah.

Yap, hampir semua orang tahu apa itu latah. Di sekitar kita pun, saya yakin mudah sekali menemukan orang yang latah. Saya pun punya beberapa teman dan kerabat dari yang latahnya ringan sampai latahnya bicara kasar. Parahnya dulu, ketika SMA, latah itu jadi budaya bahkan yang tidak latah pun ikut-ikutan untuk latah.

Latah dapat muncul dalam beberapa macam bentuk antara lain pengulangan kata (echolalia). Diambil dari bahasa Yunani, ‘echo‘ berarti mengulang, dan ‘alia‘ yang berarti ‘babbling‘ atau percakapan tak bermakna. Contohnya saja orang latah yang sering mengucapkan ‘eh copot-copot’ saat panik. Latah yang seperti ini paling sering terjadi. Selain itu juga ada latah yang muncul dalam bentuk tindakan atau perbuatan.

Kenapa sih pacar saya sampai menuduh saya latah? Hmmm... Sekarang saya lagi demen-demennya belajar tentang Astronomi dan yang berkaitan dengan itu. Sampai-sampai pacar saya bilang, 'kamu jadi expert sekarang', waktu saya membuka obrolan tentang ruang angkasa. Eh, kemudian dia berceloteh, bertanya macam-macam dan bilang 'kamu itu latah, makanya pengen jadi semuanya, gak tahu mau jadi apa'. Mendengar komentar itu, saya diam sejenak, berpikir. Benar juga sih apa yang dia bilang.


Saya jadi ingat, belum lama kemarin sehabis membaca tentang prospek pekerjaan di bidang pertambangan (mining), saya langsung cerewet bicara padanya bakal mencari kerja di bidang mining selepas lulus nanti. Bahkan saya berangan-angan untuk kuliah pascasarjana Teknik Lingkungan agar mendapatkan jabatan sebagai Enviroment Engineer di perusahaan tambang.

Sebelum itu, saya gemar sekali dengan otomotif. Tanya saja pada saya 'mobil harga segini, jenis ini dan punya mesin segini, apa jenisnya?'. Wah saya tidak mau kalah dengan teman-teman lelaki saya, saya pun tahu jawabannya. Jelas. Bukan cuma merek, jenis dan harga, saya pun sampai belajar ke mesin-mesinnya dan tentu saja cakupan pemasaran dan konsumen. Hal ini menginspirasi saya untuk berangan-angan mengambil kuliah pascasarjana di bidang Bisnis atau Manajemen agar saya bisa melamar dan mendapatkan pekerjaan (behind desk) di Lexus Indonesia. (WARN : kalimat selanjutnya mungkin kalian anggap promosi, tapi saya sekali tidak berniat promosi, hanya mengemukakan alasan saja. :)) Mengapa Lexus? Pertama, saya adalah fangirl Lexus biarpun banyak masalah menerpa Toyota (Lexus masih satu keluarga besar dengan Toyota), saya tetap setia. Kedua, Lexus adalah merek premium, hanya dijual dan dibeli oleh orang-orang tertentu. Ketiga, gosipnya orang-orang behind desk Lexus minimal harus berkualifikasi S2. Keempat, siapa tahu saya dapat Lexus gratis (ngarep :D :D).

Jauh sebelum itu lagi, ya beda beberapa bulanlah. Saya punya cinta-cita menjadi seorang pengarang, penulis, editor dan copywriter sekaligus. Serakah sekali ya kelihatannya. Namun saya tahu, menulis adalah salah satu pekerjaan yang paling saya sukai di dunia ini. Saya juga merasa menulis adalah dunia saya. Saya menulis sejak SMA, sejak itu pula saya sudah terpikirkan untuk melanjutkan kuliah di bidang Sastra atau Jurnalistik. Dalam perjalanan, entah niat itu menguap kemana, atau karena waktu itu selulus SMA saya yang masih labil, saya melepaskan benar-benar kesempatan itu bahkan sama sekali tidak saya lirik. Saya lebih memilih bidang sains. Impian saya adalah menjadi seorang ahli bioteknologi dan kuliah di Fakultas Biologi UGM (cita-cita sejak berseragam biru putih). Saya mendapatkan itu dan saya melepaskannya.

Sekarang saya berada di Bogor di salah satu institut paling bagus a.k.a IPB. Berada di departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Salah satu jurusan yang tidak pernah terpikirkan oleh saya sama sekali. Namun saya pilih dipilihan pertama saya karena saya suka sekali jalan-jalan. Dan memang selama perkuliahan saya mengunjungi banyak tempat yang mustahil saya kunjungi kalau saya dulunya mengambil Sastra atau Biologi UGM.

Ya, lanjut ya curcolnya :D :D

Saya tetap menulis. Terus menulis setelah vakum hampir dua tahun. Saya mulai mengirimkan cerita-cerita pendek saya ke majalah, tapi gagal terus. Berkali-kali saya mengirim cerita pendek ke blog GagasMedia (salah satu penerbit favorit saya) tapi juga tak pernah ada kabar. Setelah bosan berkutat dengan cerita pendek saya mulai mencoba-coba untuk membuat novel. Draft novel kedua saya, yang saya selesaikan dalam waktu dua minggu akhirnya iseng saya kirim ke penerbit GagasMedia. Dan salah satu editornya sebulan yang lalu menghubungi saya (kelanjutannya tak perlu diceritakan).

Saya ingin jadi penulis. Saya bercita-cita menulis roman sains yang hebat seperti Supernova (Dee) dan karya-karya dari Dan Brown.

Oke saya berhenti curcol deh. Kembali ke topik.

Ya masih banyak kelatahan saya yang lain. Contohnya saat saya beres membaca buku Dan Brown, sumpah saya menyesal mengapa dulu saya tidak mengambil Biologi UGM saja. Saya ingin kerja di lab dan berjas putih! Rasanya keren sekali. Lalu gara-gara salah seorang sahabat saya bilang kalau saya ini sedikit feminis. Saya langsung mencari tentang feminisme dan ujungnya saya terpikir untuk meneruskan kuliah pascasarjana di Kajian Wanita UI.

Jadi apa benar saya latah? Saya rasa tidak. Penyebab latah diduga karena adanya kecemasan tersembunyi akibat perilaku dominan orang orang disekitarnya. Atau biasanya dianggap sebagai culture-specific syndrome (semacam gejala psikologis khusus, yang hanya ditemukan pada budaya tertentu)dan biasanya sering muncul di kalangan cewek dewasa (kalau di Indonesia sih yang latah kebanyakan nenek-nenek, ya).

Saya benar-benar tidak merasa latah. Saya hanya menyukai sesuatu lalu belajar dan ingin mengaplikasikan apa yang saya pelajari itu. Prinsip dalam hidup saya, saya akan mengerjakan dan bekerja dalam bidang yang saya sukai. Minimal dalam hidup saya nanti, pekerjaan jadi sesuatu yang menyenangkan bukan beban. Bekerjalah dengan hati, bekerjalah untuk menyenangkan hati.

sumber tentang Latah dari harian online Suara Merdeka (lupa edisi berapa)

3 komentar:

lily andila mengatakan...

hahaaaa...
idealis. mungkin bukan latah, tapi idealis

umur kita sedang memasuki idealis yg tinggi

sok menggurui : lakukan yg kau mau, semuanya, nanti kau akan punya pelabuhan sendiri.. bukan semudanya..

lily andila mengatakan...

nice story, mbak...

Aditia Yudis mengatakan...

wah kalo idealis, bukannya malah keukeuh sama satu keinginan... hahaha...

idealis itu apa sih?